Renungan Akhir Tahun



Tulisan ini sudah pernah saya posting di akun facebook menjelang pergantian tahun dari 2015 menuju 2016. Namun tidak ada salahnya kalau tulisan ini kembali saya tayangkan (dengan mengganti beberapa kata agar tulisan ini tetap up to date) sekedar untuk bahan renungan bagi kita semua.




Di seluruh dunia semua orang mempersiapkan diri menyambut pergantian tahun 2017 menuju tahun 2018. 

Ada yang sudah bersiap-siap dengan peralatan barbeque, petasan, kembang api, terompet, dan segala macam segala rupa hal lainnya.

Sejenak terlintas dalam benakku, hampir di seluruh belahan bumi orang-orang sudah mempersiapkan kembang api dan petasan untuk pesta akhir tahun. Bisa dibayangkan betapa kotornya udara bumi kita esok pagi akibat sisa-sisa dari pembakaran kembang api dan petasan malam ini.

Yang lebih ekstrim lagi, imajinasiku sempat berputar-butar, bagaimana kalau seandainya sisa-sisa pembakaran itu tidak hanya meninggalkan polusi tetapi malah meningggalkan asap yang mengakibatkan sinar matahari tidak bisa menembus bumi. Mungkin kalau hal ini terjadi, media massa pun akan beramai-ramai menayangkan berita tentang fenomena alam ini. Tetapi bagaimana kalau ternyata setelah kabut asap yang menyebabkan sinar matahari tidak bisa menembus bumi itu ternyata merupakan Ad-dhuhan ? Yaitu kabut pekat yang menyelimuti bumi selama 40 hari 40 malam dan di akhiri dengan terbirnya matahari dari Barat ???

Ah......mungkin imajinasiku terlalu liar.
Namun...sepatutnya lah kita mulai menyadari bahwa kemungkinan itu bisa saja terjadi. Beberapa waktu yang lalu kita mendengar berita di televisi tentang turunnya salju di Mekah dan Mesir. Berita-berita di televisi menyebut hal ini sebagai fenomena alam. Tapi sadarkah kita bahwa salju bisa turun di Mekah dan Mesir disebabkan posisi bumi yang sudah bergeser dari porosnya? Kondisi bumi yang bergeser dari poros ini lah yang suatu saat nanti menyebabkan matahari terbit dari Barat. Dan pergeseran itu sekarang memang sudah terjadi, walaupun kita tidak pernah tau kapan pergeseran itu mencapai puncaknya, bahkan baginda Nabi sekalipun tidak mengetahuinya juga.

Walau tidak seorang manusiapun mengetahui kapan kiamat akan terjadi, tapi setidaknya Allah sudah mengingatkan bahwa Beliau memperlihatkan dengan jelas tanda-tanda kiamat tersebut bagi hamba-hambanya yang beriman. Dalam satu hadist shahih disebutkan bahwa usia ummat Muhammad di bumi ini lebih dari 1400 tahun tapi kurang dari 1500 tahun. Sadarkah kita kalau sekarang kita sudah memasuki tahun 1439H (2017) ? itu berarti usia ummat Nabi Muhammad di bumi ini sudah mencapai 1437 ditambah 3 tahun masa sebelum Nabi Hijrah ke Madinah, berarti usia ummat Muhammad saat ini sudah 1440 tahun. Sementara menurut Hadist tsb, usia ummat Muhammad tidak sampai 1500 tahun. Kalau saja usia ummat Islam sampai 1500 tahun (2077) itu berarti hanya tersisa 59 tahun lagi bagi ummat islam berada di bumi Allah ini, sementara usia kita tidak akan mencapai tahun 1500 karena pada masa huru-hara setelah beberapa tanda-tanda besar kiamat akan terjadi, Allah akan mewafatkan semua Umat Islam dimuka bumi ini agar kaum muslimin tidak mengalami kiamat yang maha dahsyat itu.


Apapun itu....sudah sepatutnya lah dalam menghadapi pergantian tahun ini kita lebih fokus pada taubatan Nasuha di banding pesta hura-hura karena ternyata usia bumi kita ini sudah sangat tua, dan sudah mendekati masa pensiun.


Posting Komentar

0 Komentar