Ah...akhirnya tunai sudah tugas berbagi kebahagiaan dengan
adik-adik pasien di bangsal anak Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi, Semarang.
Hari ini, Jumat, 20 September 2019, kami menunaikan janji yang telah terikrar kepada para pembeli buku A Tribute to Doctors. Janji yang menyatakan bahwa laba dari
penjualan buku tersebut akan didonasikan untuk 106 pasien anak (jumlah perhari Jumat) di Rumah Sakit
Kariadi, Semarang.
Sekitar pukul 08.17, Mbak Dini dan aku -kami mewakili para kontributor- tiba di lokasi.
Tujuan pertama kami, ruang humas untuk bertemu dengan Pak Aditya Kandu
Warendra, SE, staff humas yang nantinya akan mendampingi kami selama proses
donasi berlangsung.
Uppss...ternyata dua emak ini terlalu bersemangat, kami
datang kepagian. Sementara sesuai permohonan yang diajukan, acara dimulai pukul
sembilan tepat, dan benar-benar harus sesuai dengan permohonan. So...sambil
menunggu waktu, biasalah yang namanya emak-emak ngapain lagi kalo gak ngobrol
ngalor ngidul. Walau cuma berdua, tapi bahan obrolan sepertinya gak ada
habisnya.
Jam sembilan kurang sepuluh menit, Pak Adit mengajak kami
menuju bangsal anak. Berbekal aneka mainan dan buku-buku bernilai edukasi kami
memulai petualangan hari ini, berbagi bahagia dan menumbuhkan minat baca pada
diri anak Indonesia.
Tiba di bangsal anak, ibu Saswi sebagai Kepala Ruang
menyambut kami dengan ramah. Ibu paruh baya ini begitu antusias menerima
kunjungan kami.
Selanjutnya, didampingi Bu Saswi, Pak Adit, Mas Wawan -staff humas yang berperan sebagai
photographer-, juga beberapa siswa perawat magang, kami mulai memasuki kamar perkamar.
Diawali dengan kunjungan ke ruang perawatan kelas 3 yang berada di lantai dasar. Ruang perawatan kelas tiga ini, tiap kamarnya berisi enam pasien.
Pasien pertama yang kami temui pagi ini, seorang bayi perempuan berusia sepuluh bulan yang
menderita hidrosefalus dan tumor mata. Walau si dedek tidak mengerti apa yang kami
lakukan, tapi tatapan matanya yang tanpa dosa mengiringi kehadiran kami saat
itu. Sebuah boneka guling berwujud bebek kami persembahkan untuk sang pejuang
cilik ini.
Dengan kondisi putrinya yang demikian, kedua orang tua bayi justru terlihat tabah dan tegar dalam
menjaga dan menerima keadaan si dedek. Sungguh...adegan ini menjadi pelajaran
pertama yang sangat berharga untuk kami.
Setelahnya, perasaan kami semakin terhanyut saat memasuki kamar-kamar yang lain, bertatap
langsung dan berinteraksi dengan adek-adek tangguh yang sedang berjuang demi
kesembuhan mereka.
Walau samar, beberapa kali aku mendengar Mbak Dini berucap subhanallah, saat kami sedang mengunjungi pasien yang kondisinya membuat hati iba.
Walau samar, beberapa kali aku mendengar Mbak Dini berucap subhanallah, saat kami sedang mengunjungi pasien yang kondisinya membuat hati iba.
Ada rasa haru menyelinap ke rongga dada melihat pasien-pasien
usia muda tersebut harus menanggung beban penyakit yang begitu berat. Leukimia,
jantung, hidrosefalus, kanker mata, luka bakar, lahir tanpa anus, gizi buruk
dan penyakit berat lainnya. Dan rasa haru itu semakin menderu tatkala
menyaksikan keceriaan dan semangat di wajah-wajah tanpa dosa tersebut. Dalam
kondisi seperti ini barulah kita tersadar, adik-adik kecil yang tangguh ini
begitu tabah menerima takdir, sementara kita yang memiliki kesehatan prima
masih juga sering mengeluh. Forgive me God....
Ketika kami membagi buku dan mainan satu persatu, anak-anak
berwajah polos tersebut begitu antusias dan gembira. Pun demikian dengan para
orang tua pendamping pasien, mereka terlihat sumringah. Dan ketika seorang ibu
pasien bertanya dengan lugasnya,
“Ini bukunya boleh dibawa pulang, Bu?” Hatiku luluh,
terenyuh...ternyata sesuatu yang bagi kita begitu sederhana, bisa menjadi sangat
berharga buat orang lain.
Sungguh pelajaran hidup yang kami dapat hari ini tak terlepas dari uluran tangan para pembaca buku A Tribute to Doctors. Sebenarnya, selain ke bangsal anak RS. Kariadi, hasil penjualan buku ini juga telah disalurkan dalam bentuk sembako ke Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, Yayasan Madina Assyafina, Karawang. Dan segera menyusul ke pasien kurang mampu di Rumah Sakit Umum Daerah Pelabuhan Ratu.
Selain itu kami juga sangat
mengapresiasi para dokter yang ikut
meramaikan bursa donasi ini karena telah membeli dalam jumlah beberapa
eksemplar. Ada dokter Budi Setiawan di Semarang, dokter Arief Budi Satria di Sukoharjo, dokter Indrawan
Ekomurtomo di Tegal, dokter Oktina Fitriyani di Magelang. Donasi panjenengan semua
hari ini sudah tersalurkan ke bangsal anak, Dok.
Sekali lagi...kami -Tim event HDN- mengucapkan terima kasih tak terkira kepada semua pembaca buku A Tribute to Doctors.
Sekali lagi...kami -Tim event HDN- mengucapkan terima kasih tak terkira kepada semua pembaca buku A Tribute to Doctors.
Dan acara di Jumat penuh berkah ini pun ditutup dengan sesi
photo bersama. Semoga kami bisa kembali melaksanakan donasi episode kedua, dalam wujud "Etalase Sedekah".
18 Komentar
Masyaa Allah mbak, kalo aku ada di sana pasti nggak kuat menyaksikan ketegaran hati pasien anak-anak itu. PErnah bezuk anak tetangga, aku malah ikutan mbrebes mili
BalasHapusIya mbak, mereka tegar banget. Kita jadi malu, punya kesehatan prima tapi masih suka mengeluh.
HapusMba...keren banget ide acara ini. Duh..baca saja aku trenyuh apalagi bila melihat langsung mereka ya..hiks.. Semoga sukses utk bukunya y mba..
BalasHapusAamiin ya Allah...makasih do'anya mbak.🙏🙏🙏
HapusMasyaAllah, berkah untuk mbak Rohani dan semua rombongan, juga anak-anak yg dikunjungi. Semoga kami yang membaca pun bisa punya kesempatan yg sama. Aamiin
BalasHapusAamiin ya Allah....makasih mbak.🙏
HapusBaca ini aku tersengat semangat dari orangtua anak-anak tangguh ini, Mbak. Aku baru merawat ibuku yang sakit selama 2 bulan terakhir banyak ngeluhnya, emosi, nggak sabaran. Terima kasih, Mbak, sudah menulis tentang ini.
BalasHapusBetul mbak. Hal yang sama juga terjadi sama aku. Baru sekitar satu bulan setengah ngurus suami yang kena stroke dan serangan jantung, aku sering uring-uringan. Pelajaran di hari Jumat kemarin bener-bener menampar aku.🙏
HapusSedih lihat anak-anak sakit, sekaligus kagum karena ketangguhan mereka dan orang tua yang menungguinya. Semoga cepat sembuh ya Nak, selamat buat mba Hani dkk untuk bukunya yang menginspirasi..
BalasHapusMakasih mbak Dew....🙏🙏🙏
HapusMasyaa Allah mbak. Terharuuu. Apa yg buat kita sederhana ternyata bisa begitu bermakna buat orang lain. Semoga nular juga semangat berbaginya ke para pembaca blog mba Hani..
BalasHapusAamiin...makasih mbak Lulu🙏🙏🙏
HapusMasya Allah ... Semoga Allah memberikahi mbak, terharu bacanya. Semoga mereka yang sakit segera dipulihkan kesehatannya ya
BalasHapusAamiin ya Allah...🙏🙏🙏
HapusSungguh aku trenyuh mbak, jadi bersyukur banget dikaruniai dua anak yang sehat, semoga dilain waktu bisa ikut berbagai bahagia dengan mereka ��
BalasHapusIya mbak. Dengan melihat yang seperti ini, baru lah kita tertampar, betapa bersyukurnya diri ini karena dikaruniai anak-anak yang sehat lahir bathin.🙏🙏🙏
HapusMasyaAllah mba.. barokah ya mba atas segala kegiatannya. kalau aku suka gak tega liat anak kecil sakit.. sukses terus ya mba...InsyaAllah aku bisa berbagi juga disini
BalasHapusMakasih mbak Novia....do'a yang sama buat mbak Novia sekeluarga ya.🙏🙏🙏
Hapus