The Funder


"Covernya bagus." Kesan pertama yang terucap saat beliau melihat tampilan antologi bersama tersebut.

"Isinya juga bagus, lho," timpalku atas pendapatnya.

"Percaya," jawab beliau singkat sambil berusaha melepas plastik yang melindungi buku. Setelah plastik segel terbuka, lelaki paruh baya itu mulai membuka lembar demi lembar buku setebal 352 halaman tersebut.

Sesekali aktivitasnya terhenti, membaca sekilas di satu halaman tertentu. Lanjut lagi membalik halaman demi halaman, kemudian kembali berhenti di lembar lain. Adegan itu terulang beberapa kali, hingga akhirnya beliau menutup buku kumpulan cerpen tersebut.

"Tahun depan proyek ini dilanjut lagi, ya."

"Nanti para pembaca bosen lho kalo konsepnya seperti ini terus." Kucoba memberi argumen atas keinginannya mengulang kegiatan yang sama di tahun mendatang.

"Film Oshin yang mencapai ratusan episode saja, penontonnya gak pernah bosen."

Aku tertawa mendengar pembelaan dirinya. Pada satu episode waktu, aku pernah menyelipkan kisah Oshin dalam perbincangan kami. Dan sosok yang sedang berbincang denganku ini, dulu tak paham akan film yang bercerita tentang perjalanan hidup seorang wanita Jepang tersebut. Tapi kini beliau malah menjadikan film tersebut sebagai pembanding atas rencananya untuk meneruskan proyek sosial ini di tahun-tahun mendatang . 

"Memangnya Njenengan pernah nonton Oshin?"

"Ya. Setelah Njenengan cerita tentang Oshin dan Kota, saya coba cari di Youtube."

"Bagus, kan? Banyak pelajaran hidupnya."

"Bagus, tapi bukan selera saya."

"Lho...terus kenapa ditonton?"

"Karena penasaran."

"Hhhmmmm," responku sembari menunjukkan ekspresi sebal.
Dan Beliau mengurai tawa melihat sikapku.

"Saya serius. Proyek ini dilanjut terus setiap tahun, ya. Konsep dan tekhnisnya terserah Njenengan. Kalo memang bisa membawa manfaat buat banyak orang, gak ada salahnya kan dilanjut terus. Buat penerima donasi, bisa sedikit meringankan beban. Buat penulis selain mendapat wadah untuk menyalurkan tulisannya, juga bisa jadi amal jariyah atas manfaat tulisannya. Bahkan yang beli buku juga kecipratan efek sedekah." Panjang lebar beliau meneruskan bicara tentang keberlangsungan proyek tahap dua yang baru saja kami tunaikan.

"Insya Allah, kalau saya masih sehat dan berumur panjang." Kucoba memberi jawaban diplomatis atas permohonannya tersebut. Permohonan dari seorang teman baik yang sedang menabung untuk akhiratnya.

Semarang, Medio September 2020.


Posting Komentar

0 Komentar