Bicaralah Padaku




Dengan sekuat tenaga, kuhempaskan tubuhmu ke lantai. Kau diam. Bergeming, tak menangis, bahkan sedikitpun tak mengaduh.

Kediamanmu membuatku semakin kalap. Emosiku semakin tersulut. Kembali kuraih dikau, dan mengulang adegan yang sama, menghempaskanmu ke lantai.

Kau ... teman baikku yang begitu setia. Kau selalu ada untuk mendengarkan keluh kesah ku, resah gelisah ku, gundah gulana ku.

Berkisah denganmu membuatku nyaman. Karena aku yakin kau akan menyimpan semua rahasia yang pernah kuurai padamu, seperti malam yang senantiasa setia menutupi siang dengan gelapnya.

Namun, kau terlalu diam. Tak sekalipun kau merespon segala kisah dan resah yang tercurah padamu.

Kau...teman baikku, aku butuh sedikit kata penyejuk darimu, agar sedih yang mengiris relung jiwa ini dapat terkikis.

Bukannya aku tak tau balas budi. Pun bukannya aku tak menghargai kesetiaanmu. Aku hanya ingin kau memberi sedikit respon untuk segala kisah yang tertuang di dalammu.

Dear diary, bicaralah padaku. Bisiki aku, bahwa kau memahamiku. Agar diri ini tak lagi menghempaskan tubuh kaku merah jambumu ke lantai. 


Salatiga, Hari ke 23 bulan merdeka 2021.

Posting Komentar

0 Komentar