![]() |
Sang Model |
Kabupaten Semarang memiliki banyak tempat wisata bernuansa
alami yang cukup potensial. Salah satunya yang saat ini sedang berbenah diri
adalah Taman Wisata Batu Gambang.
Objek wisata yang berjarak 5 Km dari pusat Kota Salatiga ini
terletak di Dusun Bapi, Desa Kauman Lor, Kecamatan Pabelan. Untuk menuju ke
Watu Gambang aksesnya sangat mudah. Dari bundaran Ramayana Salatiga, ambil kiri
ke arah Beringin. Menyusuri jalan raya Salatiga-Beringin hingga tiba di Dusun
Bapi, anda akan menemukan plang penunjuk arah menuju Taman Wisata Watu Gambang
di kanan jalan. Posisi objek wisata tersebut hanya berjarak 100m dari jalan
raya.
Plang penunjuk arah di pinggir jalan Salatiga - Beringin |
Watu Gambang dan Air
Terjun sebenarnya merupakan keindahan alami yang tersembunyi di balik rimbunnya
rumpun bambu di sepanjang aliran sungai . Pada tahun 2014, seorang pengusaha
asal Salatiga membangun area tersebut menjadi taman wisata. Pembangunan masih
berjalan hingga saat ini, namun sejak tanggal 26 Maret 2017, taman wisata ini
sudah mulai menerima pengunjung. Tiket masuk ke lokasi sebesar Rp 3000/orang,
sementara retribusi parkir sepeda motor Rp 2000, mobil Rp 5000.
Di taman wisata ini
juga tersedia area pemancingan lengkap dengan restonya. Selain itu, untuk
memperindah lokasi, pengelola juga membuat semacam kebun binatang mini, yang
berisi ular phyton, luwak, ayam mutiara, dan aneka burung. Di sini juga
tersedia gardu pandang, tapi sayang karena lingkungan di sekitar lokasi cukup
rimbun, jadi pemandangan melalui gardu pandang tidak terlalu leluasa, terhalang
oleh aneka pepohonan.
Gardu Pandang |
Resto |
Watu Gambang (yang kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
berarti Batu Gamelan) adalah sususan
bebatuan yang menyerupai seperangkat gambang (gamelan) yang berada di tepi Kali
Gedhe. Tekstur batu dari Watu Gambang ini berbeda dengan tekstur batu-batu lain
yang ada di sekitarnya, lebih halus dan berwarna lebih gelap. Selain karena
bentuknya yang menyerupai gamelan, konon menurut cerita yang beredar di
masyarakat setempat secara turun temurun, setiap malam Jum’at Kliwon selalu
terdengar suara tabuhan gamelan dari arah Watu Gambang, seolah-olah sedang ada
pertunjukan wayang. Memang nuansa singup (bahasa Jawa : angker, senyap) cukup
mendominasi lingkungan di sekitar lokasi Watu Gambang. Aku sendiri tidak tau, perasaan
seperti itu hanya sekedar sugesti, atau karena lokasinya yang berada di tengah
hutan bambu dan jauh dari keramaian, atau karena memang ada “komunitas lain” di
sekitar sana.
Watu Gambang, teksturnya lebih halus dan warnanya lebih gelap dibanding batu-batu yang ada di Kali Gedhe |
Untuk mencapai lokasi Watu Gambang, pengunjung harus
menyusuri jalan setapak berbatu. Jarak yang harus ditempuh sekitar 200 meter
dengan kondisi menurun. Sepanjang perjalanan kita bisa menikmati derasnya arus
Kali Gedhe di sisi kiri, dan jajaran rumpun bambu yang rindang di sisi kanan.
Jalan berbatu dan menurun menuju lokasi Watu Gambang |
Sementara untuk menuju air terjun, kita cukup berjalan turun
sekitar 50m, melintasi hutan bambu dan kebun jati. Air terjun ini merupakan
aliran Kali Waru, tingginya sekitar 3m dengan debit air yang tidak terlalu
besar.
Jalan menuju air terjun |
Air Terjun Kali Waru, debit airnya kecil |
Bagi anda yang hobi travelling, objek wisata ini bisa anda
masukkan dalam daftar tempat yang harus dikunjungi. Selain biaya masuknya yang
murah, aksesnya mudah, yang terpenting lokasinya masih alami dan perawan.
Gerbang masuk taman wisata |
Si Muin pergi berjalan-jalan
Berjalan-jalan di kebun brambang
Kalau main ke Pabelan
Singgahlah ke Watu Gambang
0 Komentar