Try to be Istiqomah


Selama ini sudah sering banget mendengar kalimat bijak, "Jangan berharap kepada makhluk, tapi berharap lah hanya pada Allah."

Aku meyakini kalimat ini, tapi baru kusadari kalo ternyata aku belum mengamalkannya. Tak heran kalo diri ini sering dilanda perasaan sedih maksimal, galau bukan kepalang, marah paripurna. Yang jelas sering kacau dan hampa.

Aku sholat? Ya. Menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya? Insyaa Allah. Namun kuakui belum menemukan ketenangan dan keikhlasan dalam menjalani hidup.

Qadarullah...melalui seorang teman, aku berjumpa dengannya. Seorang ibu muda yang usianya jauh di bawahku.  Beliau berputra lima hingga sehari-hari full menghabiskan waktu di rumah saja. Parasnya sangat jelita, dan penampilannya sesuai syariat. Tanpa make up, menutup aurat dengan sempurna. Namun penampilan bersahajanya itu tak lantas membuat kecantikannya memudar. Justru pesonanya makin memancar.

Awalnya aku ragu untuk berbagi kisah dengannya. Beliau terlihat begitu unyu. Namun kusingkirkan rasa enggan itu seketika. 

Bukankah pantat ayam tak hanya menghasilkan kotoran, tapi juga telur? Begitulah kira-kira analogi yang kusimpulkan. Nasihat dan kebaikan tak hanya berasal dari sesepuh, tapi bisa juga dari yang lebih muda bahkan  kanak-kanak.

Bertahun-tahun aku menyimpan dan merahasiakan beban ini. Dua beban yang menghimpit hati dan jiwa. Yang satu membuatku berkubang dalam amarah dan benci. Sementara satunya lagi membawaku pada kebahagiaan (semu). Diri ini sangat berharap satu saat bisa menemukan orang yang cocok untuk berbagi kisah.

Dan hari ini Allah menuntunku hingga ke rumahnya, berarti ada rencana indah yang Allah persiapkan untukku dari silaturahmi ini. 

Dengan waktu yang terlalu singkat, kutumpahkan segala kisah dalam aksara. Komunikasi kami berjalan sangat sederhana. Namun dari sharing yang apa adanya inilah  justru  kutemukan point' pentingnya.

Dia tidak berdalil. Tidak menceramahi ku tentang akhlak. Pun tidak menghujat dengan segala kekurangan. Ibu muda tersebut hanya mengeluarkan satu pernyataan, "Lakukan sesuatu hanya karena Allah, bukan karena yang lain, insyaa Allah hati akan terasa tenang, lapang, dan ikhlas."

Sesederhana itu, dan aku seolah manut dengan ucapannya yang begitu simpel.

Beberapa hari ini kucoba melakoni apa yang beliau anjurkan. Alhamdulillah... terasa sedikit perubahan dalam diri. Segala amarah, hampa, sedih, dan beragam perasaan negatif lain seolah pupus dari sanubari. Insyaa Allah...hati dan jiwaku terasa teduh dan tenteram.

Ada sih sekali waktu, rasa galau dan pikiran yang mengembara datang menghampiri. Apalagi godaan dari luar begitu kuat arusnya. Kalo sudah begini, kucoba introspeksi diri. Membandingkan diri yang sudah manula dengan dia yang masih begitu ranum. Rasa malu tak urung menyergap dalam sesaat. Istighfar...

Allah...izinkan aku untuk Istiqomah dalam meraih ridhomu.

Salatiga, 12062021

Posting Komentar

0 Komentar